Beberapa tahun yang lalu, saya dan tim memulai perjalanan kami di dunia hosting bersama. Saat itu, kami menggunakan layanan hosting bersama untuk menjalankan beberapa aplikasi dan layanan. Semuanya berjalan dengan baik, tetapi seiring waktu, kami mulai menyadari bahwa ada beberapa tantangan yang harus kami hadapi.
Keamanan data, performa, dan manajemen server menjadi perhatian utama kami. Setelah melalui banyak diskusi dan evaluasi, kami memutuskan untuk meninggalkan hosting bersama dan beralih ke pendekatan yang lebih terfokus: satu aplikasi, satu server.
–
Awal Mula Perubahan Dulu, kami menjalankan beberapa aplikasi dalam satu server hosting. Meskipun ini terlihat efisien dari segi biaya, kami mulai melihat risiko yang muncul. Jika satu aplikasi terkena serangan atau mengalami masalah, aplikasi lain di server yang sama juga ikut terpengaruh. Selain itu, kebutuhan sumber daya yang berbeda-beda untuk setiap aplikasi membuat performa server tidak stabil. Kami pun memutuskan bahwa sudah waktunya untuk berubah.
Mengapa Satu Aplikasi, Satu Server?
Kami memilih pendekatan ini karena beberapa alasan:
1. Keamanan Data: Dengan memisahkan aplikasi ke server yang berbeda, risiko kebocoran data atau serangan silang dapat diminimalisir. Jika satu server terkena masalah, aplikasi lain tetap aman.
2. Kinerja yang Lebih Baik: Setiap aplikasi memiliki sumber daya yang didedikasikan penuh untuknya. Tidak ada lagi persaingan sumber daya antar-aplikasi.
3. Kemudahan Maintenance
Memisahkan aplikasi ke server yang berbeda membuat proses update, backup, dan pemeliharaan menjadi lebih mudah dan terorganisir.
4. Skalabilitas: Jika suatu aplikasi membutuhkan lebih banyak sumber daya, kami dapat dengan mudah meng-upgrade server tersebut tanpa memengaruhi aplikasi lain.
–
Pilihan Server Berbasis Linux
Kami selalu menggunakan server berbasis Linux karena kehandalannya, keamanannya, dan fleksibilitasnya. Namun, kami memilih distribusi Linux yang berbeda untuk kebutuhan yang berbeda:
1. CentOS untuk Aplikasi Berbasis Website: Untuk aplikasi berbasis website, kami menggunakan CentOS. Kenapa CentOS? Karena stabilitasnya yang teruji dan dukungan jangka panjangnya. CentOS memberikan kami fondasi yang kuat untuk menjalankan aplikasi web seperti CMS, e-commerce, dan layanan berbasis web lainnya. Kami juga memanfaatkan Apache dan Nginx sebagai web server, serta MySQL/MariaDB untuk database.
2. Ubuntu Server untuk VPN dan Docker Container : Untuk kebutuhan seperti VPN dan containerisasi, kami memilih Ubuntu Server. Ubuntu Server terkenal dengan kemudahan penggunaannya dan dukungan komunitas yang besar. Kami menggunakan Ubuntu Server untuk menjalankan layanan VPN menggunakan OpenVPN dan WireGuard. Selain itu, Ubuntu Server juga menjadi pilihan utama kami untuk menjalankan Docker container. Dengan Docker, kami dapat mengisolasi aplikasi dan layanan dalam lingkungan yang ringan dan portabel.
Tantangan dan Pembelajaran
Tentu saja, perjalanan ini tidak selalu mulus. Ada beberapa tantangan yang kami hadapi:
1. Manajemen Server yang Lebih Kompleks : Dengan banyaknya server yang harus dikelola, kami harus memastikan bahwa setiap server selalu up-to-date dan aman. Kami mulai menggunakan tools seperti Ansible untuk otomatisasi konfigurasi dan monitoring server.
2. Biaya yang Lebih Tinggi : Memiliki satu server untuk setiap aplikasi memang meningkatkan biaya operasional. Namun, kami merasa ini adalah investasi yang sepadan untuk keamanan dan performa yang lebih baik.
3. Kurva Belajar : Beberapa anggota tim harus mempelajari cara kerja Docker, containerisasi, dan manajemen server yang lebih mendalam. Namun, ini justru membuka peluang baru untuk meningkatkan skill dan pengetahuan kami.
Kami sangat senang mendengar dari Anda! Jika Anda memiliki pertanyaan mengenai artikel ini atau ingin menjalin kolaborasi, jangan ragu untuk menghubungi kami.
📞 WhatsApp Saya di: 089696380422
Kami siap membantu dan menjawab semua pertanyaan Anda. Mari bersama-sama menciptakan sesuatu yang luar biasa!
Terima kasih telah membaca, dan kami tunggu kabar dari Anda! 😊