Hari itu, seperti biasa, saya memasuki kelas dengan semangat mengajar. Namun, ada sesuatu yang berbeda dari biasanya. Sebagai seorang guru, saya selalu mencari cara untuk membuat proses belajar mengajar lebih efisien dan menarik. Salah satu tantangan yang sering saya hadapi adalah proses absensi siswa yang memakan waktu. Setiap pagi, saya harus memanggil nama satu per satu, menunggu jawaban “hadir” dari setiap siswa, dan mencatatnya di buku absen. Proses ini seringkali membuat waktu belajar terpotong, apalagi jika ada siswa yang terlambat atau tidak hadir.

Suatu hari, saya memutuskan untuk mencoba sesuatu yang baru. Saya ingin memanfaatkan teknologi untuk mempermudah proses absensi. Setelah mencari-cari ide, saya menemukan solusi sederhana namun efektif: Google Sheets. Saya berpikir, mengapa tidak menggunakan spreadsheet online ini untuk mencatat kehadiran siswa?

Saya pun membuat sebuah Google Sheets dengan daftar nama semua siswa di kolom pertama. Di kolom berikutnya, saya membuat kotak centang (checkbox) di sebelah setiap nama. Saya juga menambahkan kolom untuk tanggal dan keterangan, seperti “Hadir”, “Izin”, atau “Sakit”. Setelah selesai, saya membagikan link Google Sheets tersebut kepada siswa melalui grup kelas kami di WhatsApp.

Keesokan harinya, saat bel berbunyi, saya langsung membuka laptop dan memproyeksikan layar Google Sheets ke papan tulis menggunakan proyektor. Saya menjelaskan kepada siswa bahwa mulai hari ini, absensi akan dilakukan secara digital. Caranya sangat mudah: setiap siswa hanya perlu maju ke depan, mencari namanya di daftar, dan memberikan centang di kotak yang tersedia. Jika ada siswa yang tidak hadir, saya akan mencatatnya dengan keterangan yang sesuai.

Siswa-siswa terlihat antusias dengan cara baru ini. Mereka bergantian maju ke depan, dan dalam waktu singkat, absensi selesai. Proses yang biasanya memakan waktu 10-15 menit, kini hanya membutuhkan waktu 5 menit saja. Bahkan, saya bisa langsung melihat siapa yang tidak hadir tanpa harus memeriksa satu per satu.

Tidak hanya itu, Google Sheets juga memungkinkan saya untuk melihat riwayat kehadiran siswa dengan mudah. Saya bisa menambahkan sheet baru setiap minggu atau setiap bulan, sehingga data kehadiran siswa tersimpan rapi dan terorganisir. Jika ada orang tua yang ingin menanyakan kehadiran anaknya, saya bisa dengan cepat memberikan laporan yang akurat.

Siswa-siswa pun mulai terbiasa dengan sistem ini. Mereka merasa lebih bertanggung jawab karena harus memastikan namanya tercatat dengan benar. Bahkan, beberapa siswa yang biasanya sering terlambat, kini mulai datang tepat waktu karena tidak ingin ketinggalan untuk melakukan absensi.

Melalui pengalaman ini, saya menyadari bahwa teknologi, meskipun sederhana, bisa memberikan dampak besar dalam proses belajar mengajar. Google Sheets, yang mungkin terlihat biasa, ternyata bisa menjadi alat yang sangat berguna di kelas. Ini adalah salah satu contoh kecil bagaimana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat diterapkan dalam pendidikan untuk meningkatkan efisiensi dan keterlibatan siswa.

Sejak saat itu, saya terus mencari cara untuk mengintegrasikan teknologi lainnya ke dalam kelas. Mulai dari penggunaan aplikasi kuis online, video pembelajaran, hingga proyek kolaborasi menggunakan Google Docs. Semua ini membuktikan bahwa dengan sedikit kreativitas, teknologi bisa menjadi sahabat terbaik seorang guru dalam menciptakan pengalaman belajar yang lebih baik bagi siswa.

Pesan Moral:
Teknologi tidak harus selalu rumit atau mahal. Dengan alat sederhana seperti Google Sheets, kita bisa membuat perubahan signifikan dalam proses belajar mengajar. Sebagai guru, kita harus terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan zaman, karena masa depan pendidikan ada di tangan kita.