Hari itu, suasana di Gedung Serbaguna SMA 3 Ketapang terasa penuh semangat. Saya diundang sebagai narasumber dalam kegiatan Gradasi Ketapang, sebuah acara yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, terutama anak-anak sekolah. Tema yang saya bawa adalah “Pentingnya Literasi Digital untuk Anak Sekolah.” Saya merasa terhormat dan bersemangat untuk berbagi pengetahuan dengan para peserta.

Setelah menyapa para peserta dan memperkenalkan diri, saya mulai menjelaskan apa itu literasi digital. “Literasi digital bukan hanya tentang kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab,” kata saya. “Di era digital ini, anak-anak perlu memahami cara mengakses informasi, mengevaluasi sumber, dan berkomunikasi secara efektif di dunia maya.”

Saya melihat wajah-wajah anak-anak yang penuh rasa ingin tahu. Mereka tampak antusias dan siap untuk belajar. Saya melanjutkan dengan menjelaskan mengapa literasi digital sangat penting. “Saat ini, informasi dapat diakses dengan mudah melalui internet. Namun, tidak semua informasi itu benar atau bermanfaat. Anak-anak perlu belajar cara membedakan mana informasi yang valid dan mana yang tidak,” saya menekankan.

Untuk membuat sesi ini lebih interaktif, saya mengajak peserta untuk berdiskusi. “Siapa di sini yang sering menggunakan media sosial?” tanya saya. Hampir semua tangan terangkat. “Bagus! Sekarang, mari kita bicarakan tentang bagaimana kita bisa menggunakan media sosial dengan bijak. Apa yang harus kita perhatikan saat berinteraksi di dunia maya?”

Diskusi pun mengalir dengan lancar. Anak-anak mulai berbagi pengalaman mereka, dan saya memberikan tips tentang etika berkomunikasi di media sosial, pentingnya menjaga privasi, dan bagaimana menghindari berita palsu. Saya juga menjelaskan tentang cyberbullying dan dampaknya, serta bagaimana mereka bisa melindungi diri dan teman-teman mereka dari perilaku tersebut.

Setelah sesi diskusi, saya memperkenalkan beberapa alat dan sumber daya yang dapat membantu mereka meningkatkan literasi digital. “Ada banyak platform belajar online yang bisa kalian gunakan untuk memperdalam pengetahuan. Selain itu, kalian juga bisa mengikuti kursus atau webinar tentang literasi digital,” saya menjelaskan. Saya memberikan contoh beberapa situs web dan aplikasi yang bermanfaat.

Di akhir sesi, saya mengajak peserta untuk melakukan aktivitas kelompok. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan diminta untuk membuat poster tentang cara menggunakan teknologi dengan bijak. Saya melihat semangat mereka saat bekerja sama, berdiskusi, dan berkreasi. Hasil karya mereka sangat mengesankan, dan saya merasa bangga melihat betapa antusiasnya mereka dalam belajar.

Ketika acara hampir berakhir, saya memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya. Banyak dari mereka yang ingin tahu lebih banyak tentang cara melindungi diri di dunia maya dan bagaimana cara mencari informasi yang akurat. Saya menjawab setiap pertanyaan dengan sabar, berusaha memberikan penjelasan yang jelas dan mudah dipahami.

Akhirnya, saya menutup sesi dengan pesan penting. “Ingatlah, teknologi adalah alat yang sangat kuat. Dengan literasi digital yang baik, kalian bisa memanfaatkannya untuk belajar, berkomunikasi, dan berkontribusi positif di masyarakat. Jadilah generasi yang cerdas dan bijak dalam menggunakan teknologi!”

Setelah acara selesai, saya merasa sangat puas. Melihat anak-anak yang bersemangat dan berkomitmen untuk belajar lebih banyak tentang literasi digital membuat saya yakin bahwa masa depan mereka akan lebih cerah. Saya berharap, melalui kegiatan seperti ini, kita bisa membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga cerdas dalam menggunakan teknologi untuk kebaikan.